Tari Lima Suku Meriahkan Festival Negeri Seribu Ombak Sail Teluk Cenderawasih

0
379

Diskominfo Sarmi – Memasuki hari ke- 2 Festival Negeri 1000 Ombak Sail Teluk Cenderawasih Kabupaten Sarmi, Panitia Festival menggelar berbagai event, salah satunya adalah menampilkan Tari 5 Suku yang diikuti oleh beberapa sanggar tari adat yang ada di wilayah adat Kabupaten Sarmi (suku Sobey, Armati, Rumbuay, Manirem dan Isirawa)
Kegiatan ini berlangsung pada pagi hari (Rabu, 20/9/2023) di pantai wisata Telaga Cemara, Kampung Holmafen, Distrik Sarmi Timur Kabupaten Sarmi.

Dalam event tersebut sanggar tari tampil membawakan tarian adat ciri khas masing-masing suku, dengan busana dan aksesoris yang indah, memukau, menghibur serta memanjakan mata para pengunjung.

Para pengunjung pun dari masing-masing kampung tak ketinggalan, mereka berdatangan membanjiri event tersebut, kendati cuaca cukup panas dibanding hari pertama.

Salah satu sanggar tari dari Kampung Kapitiau, Distrik Bonggo Timur di bawa pimpinan Bapak Alex Wemey, menjelaskan nama tarian yang ditampilkan adalah tarian perang yang dalam bahasa Rumbuai di sebut Kasari.
Tarian ini sendiri menceritakan saat pasukan perang hendak berangkat ke medan perang, dan setelah perang pulang dengan membawa kemenangan.

Gerakan tari yang di adopsi dari gerakan salah satu binatang, yaitu kasuari yang lari tak beraturan akibat menabrak bandar atau pun pohon kayu yang besar, jelas Alex Wemey.

Selain itu juga ada beberapa tarian adat yang dibawakan oleh suku Manirem, Armati, Isirawa, dan juga suku sobey.

Suku Manirem diwakili sanggar tari Fitou Lestari dari Kampung Takar menampilkan tari Balada (tentang persaudaraan), dan sanggar tari Tamnir dari Kampung Betaf Distrik Pantai Timur menampilkakan tari kreasi Yosim Pancar.

Dari suku Armati dan Isirawa menampilkan tarian adat yang sama, dalam bahasa Armati dan Isirawa di sebut Acai Yawe.

Sementara dari suku Sobey diwakili oleh sanggar tari Komala Kampung Tabrawar (Wakde Dua) dengan tarian adat yang diberi nama Artefa Pamo, yang artinya mari sama-sama menokok sagu, dan dari sanggar tari Susumewar, Kampung sawar menampilkan tari Balada Nenwai yang bercerita tentang anak piatu yang di tinggal mati oleh ibunya, yang di bunuh oleh seorang pemburu.

Diketahui bahwa semua sanggar tari dari 5 suku tersebut berada dalam pendampingan Dinas Pariwisata Kabupaten Sarmi.

Selanjutnya pengunjung yang datang menyaksikan tari 5 suku juga di hibur oleh suara emas dari penyanyi asal Kabupaten Sarmi Anoe Drakel Mandowen dan kawan-kawan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here