Diskominfo Sarmi – Dalam rangka revitalisasi bahasa Sobey, Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar Bimbingan teknis (BIMTEK) Bagi 50 peserta guru utama revitalisasi bahasa ibu di Kabupaten Sarmi selama 3 hari berturut-turut, terhitung hari ini, Selasa, 23 April 2024 hingga 26 April 2024.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Plt. Sekda Kabupaten Sarmi, Agus Festus Moar, S.Pd., M.Si, bertempat di Aula Hotel Rivior, Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Selasa, 23/4/2024.
Tampak hadir, Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Sarmi, Yunus Luwunaung, Wakil Ketua ll DPRK, Markus Kopong Lambalawa, para dewan guru, serta narasumber dari suku Sobey, Gidion Ambani dan Ibu Norce Dimo,.
Plt. Sekda Sarmi, Agus Festus Moar, dalam sambutannya pada saat membuka kegiatan bimtek tersebut sangat mengapresiasi Balai Bahasa Papua yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Sarmi, Bidang Kebudayaan, yang dengan semangat melestarikan bahasa daerah Papua salah satunya dari Kabupaten Sarmi yaitu bahasa Sobey, salah satu bahasa suku asli dari Sarmi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Kepala Balai Bahasa Papua, dalam hal ini diwakili oleh Koordinator KKLP, Perlindungan dan Pemoderan Bahasa dan Sastra, Antonius Martubongs, S.Pd., M.Pd, beliau dengan semangat, gigih, tekun dan rajin senang berada di Sarmi,” ungkapnya.
Agus Moar berharap, Pemerintah Kabupaten Sarmi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk terus mengembangkan bahasa daerah melalui proses belajar mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), bila perlu hingga ke tingkat Paud.
“Dan sebagai pemerintah daerah kami akan terus mendukung kegiatan ini,” tambahnya.
“Salah satu tujuan kegiatan BIMTEK Revitalisasi bahasa Sobey untuk tunas bahasa ibu adalah untuk menghindari bahasa Sobey dari kepunahan dan menanamkan kecintaan generasi muda pada bahasa daerah,” ucap Agus Moar usai pembukaan kegiatan.
Menurut Plt. Sekda Kabupaten Sarmi, ada 5 bahasa besar di Sarmi yang harus dilestarikan meliputi bahasa Sobey, Armati, Rumbuay, Manirem, dan Isirawa.
“Bahasa-bahasa daerah di Sarmi masih terus dipakai oleh penuturnya, tapi kekhawatiran tetap ada sebab beberapa generasi mudanya tidak bisa lagi berbahasa Sobey dan 4 bahasa lainnya di Sarmi,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua di wakili oleh Koordinator KKLP Perlindungan dan Pemoderan Bahasa dan Sastra, Antonius Maturbongs, S.Pd., M.Pd, mengatakan, “Diselenggarakannya festival tersebut untuk menyadarkan kepada masyarakat Papua pemilik bahasa Sobey dan Pemerintah Kabupaten Sarmi.
Tujuan BIMTEK ini akan tumbuh tunas-tunas atau generasi muda orang Sobey untuk terus berbahasa daerah supaya tidak punah,” jelasnya.
Antonius Maturbongs mengungkapkan, festival tunas bahasa ibu dalam rangka merdeka belajar episode 17 yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Dikti sejak Januari 2022.
“Tujuan kegiatan ini untuk melindungi bahasa daerah agar tidak punah. Sama seperti yang kita lakukan di daerah lain, contohnya bahasa Marind di Merauke,” tegasnya.
Lanjut Maturbongs, antusias peserta sangat tinggi baik guru tingkat SD dan SMP serta tenaga sukarelawan, untuk peserta terdiri dari 50 peserta dari berbagai guru sekolah yang ada di Kabupaten Sarmi.
Dokumentasi : Humas dan Protokoler Kabupaten Sarmi.