Diskominfo Sarmi – Mewakili Pj Bupati Sarmi, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Michael A. Suruan, S.Sos., M.Si, dengan resmi membuka pelaksanaan, “Kick Off Interverensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Sarmi” yang di gelar di halaman Kantor Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Sabtu, 29/6/2024.
Kegiatan diawali dengan membacakan 10 Pasti Program Penurunan Stunting ‘SA KO BESTI’ (Sarmi Komitmen Bebas Stunting), teks komitmen daerah, Greetings Harganas ke- 31 Tahun 2024, penyerahan secara simbolis bantuan paket makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita, serta dilanjutkan dengan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran tinggi badan bayi oleh petugas kesehatan.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Michael A. Suruan, S.Sos., M.Si, dalam kesempatan itu membacakan sambutan Pj Bupati Sarmi, mengungkapkan bahwa, stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi utama balita Indonesia saat ini, stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar. Selain itu, kejadian penting pada balita juga erat kaitannya dengan status kesehatan ibu pada saat hamil dan masa sesudah hamil.
Suruan, juga mengatakan, kondisi stunting di Kabupaten Sarmi saat ini meski mengalami penurunan pada tahun 2022, namun pada tahun 2023 angka stunting mengalami peningkatan prevalensi penting pada balita.
Dikatakan, berdasarkan data Survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 angka prevalensi stunting di Kabupaten Sarmi sebesar 26,5% mengalami kenaikan 0,9% dari tahun 2022 yang sebesar 25,6% (SKI 2023).
Berdasarkan data tersebut, maka kata, Suruan, diperlukan berbagai strategi dan upaya agar tujuan percepatan penurunan stunting dapat dicapai.
Suruan, menjelaskan bahwa, deteksi dini pada ibu hamil balita dan calon pengantin diharapkan dapat menjadi langkah penapisan pertama di tingkat masyarakat yang dilaksanakan melalui posyandu.
“Saat ini sebagian besar posyandu telah dilengkapi dengan alat antropometri standar dan ditunjang dengan ketersediaan kader,” ucapnya.
Dikatakan, gerakan pengukuran dan intervensi serta pencegahan stunting yang hari ini kita lakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program di tingkat kabupaten, puskesmas hingga kampung untuk dapat menyisir seluruh sasaran, dan melakukan intervensi sesuai standar agar hasil yang didapatkan akurat dan cakupan layanan yang diterima oleh sasaran meningkat.
Gerakan ini dilakukan dalam berbagai rangkaian aksi bersama pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi dan intervensi bagi ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan.
“Melalui gerakan ini diharapkan 100% sasaran ibu hamil, bayi, balita dan calon pengantin mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan berupa deteksi dini dan edukasi, serta intervensi bagi ibu hamil, bayi, balita dan catin bermasalah gizi dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru, sehingga Kabupaten Sarmi bebas stunting dapat terwujud.” harapnya.
Gerakan ini bertujuan meningkatkan cakupan kunjungan sasaran untuk datang ke posyandu dan mendeteksi dini masalah gizi melalui pengukuran antropometri dilanjutkan pemberian edukasi pencegahan stunting dan segera melakukan tindakan intervensi pada sasaran bermasalah gizi yang telah diverifikasi oleh tenaga kesehatan di puskesmas.
Suruan juga mengatakan, dari hasil gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting yang hari ini kita lakukan, ini tentu akan memperoleh data anak stunting, oleh sebab itu saya mengajak kita semua untuk dapat mengambil bagian menjadi bapak bunda asuh kepada anak-anak stunting. Dan dari hasil pengukuran ini yang sudah ditimbang, diukur serta dicatat dan dilaporkan.
Mewakili pemerintah daerah, Suruan juga menyampaikan banyak terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak (stakeholder) baik itu OPD, mitra keamanan, BUMD, bidan, penyuluh KB, petugas puskesmas, tim pendamping keluarga, kader kesehatan, kader PKK, maupun kader masyarakat atas peran serta dalam melakukan kreasi maupun kolaborasi dalam penurunan prevalensi stunting.
“Melalui kegiatan hari ini, saya berharap masing-masing stakeholder kita dapat mengambil peran aktif untuk terus bersinergi dan bekerjasama melakukan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sarmi.” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa, upaya pencegahan membutuhkan komitmen kuat dari berbagai pihak.
Dan Pemerintah Kabupaten Sarmi, tetap berkomitmen untuk menekan kasus stunting demi mewujudkan generasi berkualitas dengan upaya penanganan kelompok berisiko dan rentan.
“Mari kita sukseskan bersama gerakan intervensi serentak pencegahan stunting ini dengan bersinergi dan berkolaborasi, bergerak bersama demi mewujudkan Sarmi zero stunting,” ajak Suruan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Dorlina R.L Haay, S.Kep, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sarmi Hylke Fredrik Irenus Warinnusy, S.E, Sekretaris KPU Sarmi Warsai Iwanggin, Danlanal X Sarmi Mayor Laut, (P) Idul Fahirun, S.H, Danramil Sarmi Kapten Retno, Kapolsek Sarmi IPTU, Suharsono, Sekretaris DPRK Benny Wafumilena, S.Sos., M.Si, Kabag Humas dan Protokoler Roenaldi Irfak, S.T, serta undangan lainnya.
Dokumentasi : Humas dan Protokoler Kabupaten Sarmi