Diskominfo Sarmi—Wakil Bupati Sarmi, Hj. Jumriati, S.H, secara resmi membuka kegiatan Sosialisasi Kerjasama Antar Lembaga dan Kemitraan dalam Penanggulangan Bencana Tahun 2025 yang digelar oleh BPBD Provinsi Papua. Kegiatan ini berlangsung di Aula Hotel Rivior, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Jumat (24/10/2025).
Kegiatan strategis ini turut dihadiri oleh Penjabat Sekda Kabupaten Sarmi, Eduard Dimomonmau, S.T, Kepala BPBD Sarmi, Darius Nari, perwakilan dari BPBD Provinsi Papua, serta sejumlah pimpinan OPD, komunitas RAPI, tokoh masyarakat, dan peserta dari berbagai unsur lembaga dan organisasi.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Jumriati menegaskan bahwa bencana tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik dan kerugian materi, tetapi juga menyisakan luka psikologis yang mendalam bagi para korban. Oleh karena itu, pemulihan psikososial merupakan bagian penting dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
“Mengingat wilayah Papua, khususnya Kabupaten Sarmi, sangat rawan bencana, maka kita perlu membangun sinergi kuat antar lembaga, khususnya dalam penanganan dampak psikologis yang timbul setelah bencana terjadi,” ungkap Jumriati.
Ia menambahkan bahwa kerjasama lintas sektor sangat penting untuk menghadirkan layanan pemulihan psikologi yang lebih tepat, empatik, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, komunitas, akademisi, dan pelaku usaha akan memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi bencana secara menyeluruh.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Semoga kolaborasi ini terus terbangun untuk memberikan dukungan psikososial terbaik kepada masyarakat terdampak,” ujarnya.
Wakil Bupati juga berharap, melalui kegiatan ini, terbentuk jaringan kerja yang solid antar instansi dan pihak terkait yang mampu memberikan pelayanan psikologi pascabencana yang optimal, sehingga para korban bisa segera pulih dan kembali menjalankan aktivitas sosial dan ekonominya.
Menutup sambutannya, Jumriati mengajak seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan sosialisasi ini dengan serius, agar wawasan mengenai pentingnya pemulihan psikologis pasca bencana semakin luas dan dapat diimplementasikan dalam tugas masing-masing.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun sistem penanggulangan bencana yang lebih humanis dan holistik, dengan menempatkan korban sebagai pusat pemulihan secara menyeluruh.(*) By esris



