Dinkes Sarmi-Unicef Deklarasikan 92 Kampung, 2 Kelurahan dan 10 Distrik Stop BABS

0
232

Diskominfo Sarmi – Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi Provinsi Papua bersama badan dunia Unicef menyiapkan 92 kampung, 2 kelurahan, dan 10 distrik, 100 persen bebas buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).

Kegiatan tersebut turut di hadiri oleh Kabag Humas dan Protokoler Kabupaten Sarmi, Roenaldi Irfak, ST, Anggota Tim Air Sanitasi Unicef, Perwakilan Dinkes Sarmi dan warga masyarakat setempat.

Kegiatan tersebut berlangsung di 3 kampung secara terpisah di antaranya, Kampung Tanjung Batu, Kampung Sewan l, dan Kampung Sewan ll, pada hari yang sama, Rabu,17/10/2023.

“Partisipasi aktif masyarakat sangat membantu dalam mengubah perilaku masyarakat menjaga sanitasi lingkungan dengan tidak lagi buang air besar sembarangan,” ujar Yulius Borowi, S.KM, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi.

Diakui Yulius, perilaku buang air besar sembarangan BABS termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat sehingga perlu dirubah.

“BABS suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air,” katanya.

Sampai saat ini, lanjut Yulius, pihak Dinkes bersama Unicef masih melakukan pendampingan kepada kampung-kampung yang siap mewujudkan stop BABS.

Sementara itu, anggota Tim Air Sanitasi Unicef, Reza Hendrawan mengatakan, stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat untuk menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau.

Selain itu, lanjut dia, tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainnya seperti mandi, cuci, kakus.

“Dampak yang paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan ke sungai adalah terinfeksi bakteri Escherichia Coli, yang bisa membuat orang terkena diare,” ujarnya.

Diakui Reza, bakteri Escherichia Coli juga dapat mengakibatkan dehidrasi sehingga kondisi tubuh menurun dan rentan terkena penyakit lainnya.

Unicef sebagai pendamping, menurut Reza, melakukan advokasi kebijakan, penguatan kapasitas sumber daya manusia hingga membantu tenaga teknis kelembagaan untuk mewujudkan 100 persen stop buang air besar.

Respon baik juga di sampaikan Kepala Kampung Sewan l, Arison Messak, sangat bersyukur, menurutnya, kegiatan ini harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, agar dampak dari BABS ini dapat di rasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dirinya juga membenarkan bahwa selama ini masih banyak warga yang membuang air besar di sungai, bahkan di hutan di karenakan ada warga yang tidak memiliki WC/Kamar mandi.

Sehingga lewat kesempatan ini dirinya memohon, dinas terkait untuk membangun MCK di Kampung Sewan I agar ke depan tidak lagi buang air besar sembarangan.

Dokumentasi : Humas dan Protokoler Kabupaten Sarmi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here